Nama : Dias Taufik Rahman
Kelas : 2IA10
NPM : 52413405
Secara garis besar pengertian Augmented Reality merupakan
penggabungan benda-benda yang ada di dunia maya (virtual) ke dalam dunia
nyata dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang dapat disentuh,
maupun dilihat, dan juga dapat didengar.
Dalam Wikipedia disebutkan mengenai defenisi augmented reality (AR)
dalam bahasa Indonesia adalah realitas tertambah, teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam
sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda
maya tersebut dalam, waktu nyata.
Benda-benda maya berfungsi
menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh manusia. Hal ini
membuat realitas tertambah berguna sebagai alat untuk membantu persepsi
dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang
ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.
Sejarah augmented reality
Sebenarnya sejarah tentang augmented reality sudah dimulai dari tahun
1957-1962, ketika seorang penemu yang bernama Morton Heilig, seorang
sinematografer, menciptakan sebuah simulator yang disebutnya Sensorama
dengan visual, getaran dan bau.
Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted display. Tahun
1975, seorang ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace yang
memungkinkan pengguna, dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk
pertama kalinya.
Tahun 1989, Jaron Lanier, memeperkenalkan Virtual Reality dan menciptakan bisnis komersial pertama kali di dunia maya.
Tahun
1992 mengembangkan augmented reality untuk melakukan perbaikan pada
pesawat Boeing, dan pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan
salah satu fungsi sistem augmented reality, yang disebut Virtual
Fixtures, yang digunakan di Angkatan Udara Amerika Serikat Armstrong
Labs dan menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992 juga,
Steven Feiner, Blair Maclntyre dan Doree Seligmann memperkenalkan untuk
pertama kalinya Major Paper untuk perkembangan Prototype AR.
Pada
tahun 1999, Hirokazu Kato seorang kebangsaan Jepang, mengembangkan
Augmented Reality Toolkit di HITLab dan didemonstrasikan di SIGGRAPH.
Pada
tahun 2000, Bruce.H.Thomas mengembangkan Augmented Reality Quake,
sebuah Mobile Game Augmented Reality yang ditunjukan di International
Symposium on Wearable Computers.
Pada tahun 2008, Wikitude
Augmented Reality Travel Guide, memperkenalkan Android G1Telephone yang
berteknologi augmented reality.
Tahun 2009, Saqoosha
memperkenalkan FLARToolkit (Flash Augmented Reality Toolkit) yang
merupakan perkembangan dari Augmented Reality Toolkit.
FLARToolkit
memungkinkan kita memasang teknologi Augmented Reality disebuah
website, karena output yang dihasilkan FLARToolkit berbentuk Flash.
Sebenernya Saqoosha terinspirasi dari NyARToolkit (sama-sama orang
Jepang), tetapi NyARToolkit sudah banyak bahasa yang diambil mulai dari
Java, C++, C#.
NyARToolkit juga sebenarnya mengadopsi dari
ARToolkitmilik HITLab Washington. Sampai saat ini sudah banyak sekali
software-software untuk membantu programmer dalam membuat aplikasi
augmented reality.
Masa depan augmented reality
Tidak seperti Virtual Reality yang bertujuan menggantikan persepsi
dunia dengan yang buatan, augmented reality memiliki tujuan untuk
meningkatkan persepsi seseorang dari dunia sekitarnya.
Menjadi
sebagian virtual dan nyata, teknologi antarmuka baru Augmented Reality
yang mampu menampilkan informasi yang relevan ini sangat membantu dalam
pendidikan, pelatihan, perbaikan atau pemeliharaan, manufaktur, militer,
permainan dan hiburan.
Augmented Reality memiliki banyak
keuntungan dibandingkan Virtual Reality karena pengguna dapat melihat
dan menyentuh benda-benda digital dan dapat berinteraksi dengan
elemen-elemen digital. Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality
berarti akan melahirkan jenis baru interaksi antara manusia dengan
komputer.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon